Kamis, 08 Oktober 2015

NGELEMBA ke Danau Jempang / Kenohan -

Ngelemba ke danau Jempang adalah sebuah kegiatan yang di laksanakan untuk menyaksikan secara langsung fenomena alam yang terjadi 5 (lima ) tahun sekali di danau Jempang.dengan berbgai kegiatan untuk mengenali juga belajar budaya yang berada di berbgai kampung hulu mahakam.
Danau Jempang adalah sebuah danau yang terletak di kecamatan penyinggahan dan kecamatan Tanjung Isuy - Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur dengan Luas 15.000 hektare.
Ngelemba di ambil dari bahasa Penyinggahan yang artinya melakukan perjalanan ke suatu tempat.

Waktu Pelaksanan 
  • 25 s/d 27 september 2015

Bentuk Kegiatan 
  • Meeting Point
  • Inventarisasi bahasa daerah di beberap desa yang di lalui  dengan menentukan titik pos
  • Melihat burung Enggang 
  • Merasakan kuliner tradisional penyinggahan 
  • Kemah di Danau Jempang
  • Malam ramah -tamah dan diskusi 
  • Silahturohmi bersama warga kelurahan penyinggahan hulu 
  • berkunjung ke desa Jantur - Kutai Kartanegara
  • Sayonara 
Tempat Pelaksanaan 
  • Homebase Kukar Kreatif Jl kartini No 45 Tenggarong - Kutai Kartanegara
  • Pos  1- desa Bohulak 
  • Pos  2 - Desa SP 1 Dan SDN 02 SP1 Kota Bangun
  • Pos  3 - Kecamatan Muara Muntai 
  • Pos  4 - Kelurahan Penyinggahan Hulu - kabupaten Kutai Barat 
  • Pos  5 - Desa Jantur - Kutai Kartanegara 
  • Danau Jempang 
Panitia Pelaksana 
  • Penanggung jawab     : Cikal 
  • Koorditor perjalanan  : Hangga
  • Tim Touring               : Djunaidi  ;pimpinan rombongan 
          • Candra ; Swiper 
          • Beni     : Belakang 
  • Medis                          : Ivan
  • Dokumentasi              : Ramly ,Cikal ,Mirza dan Yhuni 
Peserta 
  • peserta berjumlah 50 Orang berasal dari berbagi kota di Kalimantan Timur 
Pelaksana 
  • Jejak Budaya dan Exotic Kaltim
Pendukung Kegaitan 
  • Kukar Kreattif 
  • Lenskraf ( Lensa Kreatif )
  • Trial Distro 
  • Bikin Pilem Productions 
Tujan Kegiatan 
  • Lebih mengenal budaya yang berada di hulu mahakam 
  • Melihat Fenomena 5 tahun sekali di Danu jempang 
  • silhatroumi antar keluarga jejak budaya dan masyarkat pada umumnya 
Pelaksanaan kegiatan Ngelemba di mulai pada Hari jum'at 25 September 2015 pada pukul 20.00  s/d 22.00 wita betempat di markas Kukar Kreatif dengan agenda Meeting Point .sekaligus Home Kukar Kreatif menjadi Homestay bagi para peserta yang berasal dari luar Kota Tenggarong seperti ,Bontang,Samarinda,Muara jawa dan Sanggualan

Pada tangggal 26 september 2015 jam 05.30 wita berangkat dari Kukar Kreatif dengan melalui jalan Triyu - Jahab hingga mengikuti Jalur Poros Tenggarong - Melak Kutai Barat 

Namun belum lama meninggalkan Kota Tenggarong ada salah peserta dari Bontang yang ketinggalan rombongan setelah mampir ke warung membeli rokok - dan sempat tersesat karenatidak mengetahui pasti jalur jalan yang akan di lewati.
Setelah menunggu beberapa saat dan di pandu melalui Telpon akhirnya bergabung dengan romobongan tepatnya di desa jahab 

pada jam 07,00 wita rombongan ngelemba telah sampai di desa Lebohulak yang di gunakan sebagai Pos 1 untuk inventarisasi Bahasa daerah Peserta telah di bekali oleh panitia dengan 30 suku kata dengan bahasa Indonesia yang akan di
artikan menurut bahasa daerah sesuai dengan desa yang telah di tentukan.karean pada dasarya setiap daerah memiliki ragam bahasa daerah baik itu arti maupun intonasi contoh seperti kata Tidak bisa menjadi  - ndikda - nade - hekde -ora,
hal ini menunjukan akan  kekayaan ragam bahasa  di daerah pedalaman.
di satu sisi perseta diajak langsung berinteraksi dengan warga setempat. namun sayang pada pikul 07.00 wita desa bohulak masih sepei dan hanya beberapa orang yang dapat di jadikan sebagai narasunber. 
dan di desa ini pula perserta mendapatkan waktu untuk bisa sarapan dengan membeli nasi kuning yang di jajakan oleh anak  kecil desa Lebohulak dengan harag Rp 5.000 yang mana Kutai kartanegara pernah mendapatkan penghargaan oleh PBB atas daerah Zona Bebas pekerja anak .anak sangat berbeda kenyataan ketika di lapangan banyak anak - anak yang mengais rizqi demi membantu perekonimian keluarga.ketika di rasa cukup waktu untuk di Pos satu desa lebohulak pada jam 08.30 wita peserta melnjutkan kembali perjalanan melwati jalur poros Tenggarong - Melak.
masih dengan suasana jalanan yang sunyi di sertai kabut asap yang masih tebal sehingga cahaya matahari tidak busa menembus seacara langsung.namun masih nampak semangat dari peserta ngelemba ,mungkin pengaruh kenyah Nasi Kuning.
sepanjang perjalanan terlihat kanan -kiri jalan beberapa daerah yang bekas terbakar ada juga beberpa titik hutan yang masih mengepulkan asap.
setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam tepatnya di jalan tanjakan menuju melak.( maaf penulis lupa kilometer berapa ) salah satu peserta sepeda motornya mengalami pecah ban ,dan jauh dari perkampungan,yang akhirnya ada sebuah truck yang mau mengantarkan ke kampung terdekat tepatnya di desa SP 1 Kota bangun. sambil menunggu proses pergantian ban di sebuah bengkel yang sampai dua kali ganti ban sebab ketika baru beli baru di pompa ban itu pecah kembali mungkin karetnya yang sudah kedalu warsa.dan rekan -rekan yang lain bereksempatan untuk melakukan wawancara guan kegiatan inventarisasi bahasa yang mana penduduk desa SP 1 mayoritas adalah suku dari jawa yang bertranmigrasi ada juga suku kutai maupun banjar.dan beberapa orang melakuan kunjungan ke salah satu sekolah dasar di desa tersebut.
sambutan hangan dari kepala sekolad beserta jajaran SDN 02 Sp satu Kota Bangun dan peserta menyempatkan diri untuk bermain enggarng yang merupakan permainan tradisonal yang harus tetap kita lestarikan di tengah arus modernisasi .debu - debu itu tak menguraangi rasa kebahagiaan para murud dan para peserta ngelemba.
sebuah keakraban yang cepat terjalin.dan beginilah seharusnya Indonesia.
sebuah karakter budaya yang melekat pada rakyat Indonesia yang ramah tamah dan murah senyum .
  perkembangan zaman dan rasa individualisme terus mengeroti masyarakat perkotaaan .
dasn hal inilah yang menjadi pembelajaran yang sangat berarti ketika kita melukan sebuah perjalanandi pedalaman .
masih banyak kandungan nilai - nilai budaya.



pada jam 10.15 wita setelah semua kendaraan siap ,rombongan kembali melanjutkan perjalana menuju kecamatan muara muntai.dengan melewati desa lebak mantan kecamatan tanjung isuy.dengan kondisi jalan sudah seminasasi .namun setelah samapai desa kuyung jalan terputus akibat longsor yang sampai saat ini sudah di lukan peninjuan oleh Pihak pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara namun di lakukan perbaikan.
setelah jalan terputus rombongan kembali melanjutkan melalui jalan setapak yang penuh kerikil dan debu dan harus sering membnyikan klakson di kwatirkan ada kendaraan dari arah berlawanan.
hingga pada jam 12,15 wita perjalanan di lanjutkan dengan mengunakan fery penyebrangan namun romobngan kembali terhambat di karenakan ada salah satu peserta kembali pecah ban,

Setelah desa kuyung rombongan menyebrang menggunakan fery penyebarangan dengan tarif satu kendaraan sebesar Rp 5.000 dan sampai pada desa kayu batuq Kecamatan Muara Muntai 
Muara Muntai adalah kecamatan yang mempunyai keunikan yang mana pemukimannya terletak di daerah air dan bangunanannya dengan model panggung dengan menggunakan tongkat dari kayu ulin atau biasa dei sebut kayu besi.
demikian juga untuk akses jalannya menggunakan jembatan ynag terbuat dari kayu ulin sebagi penghubung antar ke 12 desa .

Akses jalan jembatan yang berada di kecamatan muara muntai merupakan jembatan yang terpanjang di Indonesia.namun seiring perkembangan zaman dan berjalanya waktu banyak jembatan yang sudah mulai longgar hingga ketik di lalui kendaraan menimbulkan keributan yang mana rumah warga sebgain besar berdekatan dengan jalan jembatan tersebut.
dan tidak menutup kemungkinqn berubah menjadi jalan semen
Desa yang berada di Muara Muntai :

  1. Batuq
  2. Jantur
  3. Jantur Selatan
  4. Kayu Batu
  5. Muara Aloh
  6. Muara Leka
  7. Muara Muntai Ilir
  8. Muara Muntai Ulu
  9. Perian
  10. Pulau Harapan
  11. Rebaq Dinding
  12. Tanjung harapan 
  13. Mata pencaharian warga Muara Muntai sebgaian besar Nelayan,Petani dan pedagang 
dengan Alat Transportasi pearahu atau Ketinting




pelabuhan Muara muntai 
Kecamatan Muara muntai merupakan Pos ketiga dari pada kegiatan Ngelemba ke danau jempang peserta istirahat dan sholat dzuhur di salah satu masjid desa Minta kecamatan Muara muntai dan pada jam 13,20 wita kembali melanjutkan menuju kecamatan penyinggahan dengan akses jalan jembatan dan jalan tanah ,hingga menyusuri hutan yang terbakar dengan jalan setapak.



setelah bercumbu dengan debu -debu jalanan rombongan pada jam 14.30 wita sampai di desa kuyung untuk kembali menyebrangi sungai mahakam dengan menggunakn fery menuju kelurahan Penyinggahan Hulu yang merupakan Pos ke 4 ( terakhir - ) sebelum menuju Danau jempang yang kurang lebih memakn waktu 20menit dari kelurahan Penyinggahan Hulu 

untuk cerita Di penyinggahan hulu dan danau jempang akan ada pada psotingan berikutnya.
terus kunjungi blogspot jejak budaya - semoga bermanfaat untuk berbagi pengalaman .\
dan terima kasih atas kunjunganya 

Menjalani masa kini ,berkaca pada mas silam  untuk berbuat menuju masa depan 

yang catat : @cikal.abhinaya 

0 komentar: