Jumat, 16 Oktober 2015

Erau Pelas Benua Guntung - Kota Bontang


Ketua lembaga Adat Guntung bapak H.Hamid Badui bersama Ibu
Setelah berlangsung selama sepekan, perayaan Erau Pelas Benua Guntung di tutup WaliKota Bontang Ir H Adi Darma MSi. Penutupan Erau ini berlangsung di Panggung Adat Kutai Jalan Tari Enggang Kelurahan Guntung Kecamatan Bontang Utara Minggu (22/9) sore.
Dalam sambutannya, Wali Kota H Adi Darma berharap, setelah Erau Pelas Benua Guntung ini berlangsung, masyarakat Bontang dapat terus menjaga kebudayaan adat istiadat serta kesenian daerah yang ada di Kota Bontang.
Kenapa Erau pelas bunua juga ada di Kelurahan Guntung kota Bontang.
Padahal Erau identek dengan Kesultanan Kutai Ing Martadipura yang berpusat di Kota Tenggarong dan ritual Erau juga di laksanakan setiap tahun di pusat kotanya yaitu do kota Tenggarong.Hal ini tak lepas dai wilayah yang menjadi wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara
Sejarah Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai merupakan kelanjutan dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Setelah Republik Indonesia berdiri, pada tahun 1947 Kesultanan Kutai Kartanegara dengan status Daerah Swapraja Kutai masuk kedalam Federasi Kalimantan Timur bersama-sama daerah Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir. Kemudian pada 27 Desember 1949 masuk dalam Republik Indonesia Serikat.
Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom/daerah istimewa tingkat kabupaten berdasarkan UU Darurat No.3 Th.1953.
Berdasarkan UU No.27 Tahun 1959, status Daerah Istimewa Kutai dihapus dan daerah ini dibagi menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:
1. Kotamadya Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
2. Kotamadya Samarinda dengan ibukota Samarinda
3. Kabupaten Kutai dengan ibukota Tenggarong
Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah otonom berdasarkan UU No.47 Th.1999, yakni:
1. Kabupaten Kutai dengan ibukota Tenggarong
2. Kabupaten Kutai Barat dengan ibukota Sendawar
3. Kabupaten Kutai Timur dengan ibukota Sangatta
4. Kota Bontang dengan ibukota Bontang
Peta Wilayah Kabipaten Kutai Kartanegara
Peta Kabupaten Kutai Kartanegara diantara daerah-daerah hasil pemekaran Kutai: Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Timur, Kota Bontang, Kota Samarinda, dan Kota Balikpapan.
Wilayah Administratif Kabupaten Kutai Kartanegara Wilayah Administratif Kabupaten Kutai Kartanegara Wilayah Bekas Kesultanan Kutai Kartanegara Wilayah Bekas Kesultanan Kutai Kartanegara.
Pada tahun 1995 Kabupaten Kutai menjadi salah satu Daerah Percontohan Pelaksanaan Otonomi Daerah, berdasarkan PP No.8 Tahun 1995 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Kepada Daerah Tingkat II Percontohan.
Istilah Kabupaten Kutai Induk sering digunakan untuk membedakan antara Kabupaten Kutai hasil pemekaran dengan Kabupaten Kutai yang lama. Pada Musyawarah Nasional yang pertama APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) yang diadakan di Tenggarong pada tahun 2000, Presiden RI Abdurrahman Wahid yang membuka Munas tersebut mengusulkan agar Kabupaten Kutai hasil pemekaran menggunakan nama Kabupaten Kutai Kartanegara, mengingat kota Tenggarong juga merupakan ibukota dari Kesultanan Kutai Kartanegara.
Tanggal 23 Maret 2002, Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menetapkan penggunaan nama Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2002 tentang “Perubahan Nama Kabupaten Kutai Menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara”

Sebelum Kota Bontang Diberi nama Bontang oleh Kesultanan Kutai telah ada Tertulis didalam Kitab Saway ( kitab kesultanan kutai ) nama kampong / Daerah Kanibungan ( sekarang Kelurahan Guntung),Pada masa itu masyarakat Kutai Daerah Setempat pernah dipanggil dan diundang oleh Raja Kutai Kartanegara Adji Batara Agung Dewa Sakti ( 1300-1325 ) ke jahitan layar/ Kesultanan Kutai di Tenggarong untuk menyaksikan seruan/Titah Raja atas pemberian nama Bontang kepada daerah yang masih tanah tuah ( keramat ) Kutai. 
Adapun Selanjutnya Perpindahan orang kutai Tenggarong yang masih Kerabat/Keluarga Kesultanan Ada Beberapa Tahap Ke kota Bontang 
Tahap Pertama
Tahun 1782 masa pemerintahan Sultan AM.Muslihuddin,sultan keXV keroan/kerabat kesultanan kutai berdatangan Karena Ditugaskan ke Bontang Sehingga mereka menetap di Gunung Terake ( gunung Sari-Kelurahan Api-Api sekarang ) sebagian lagi Daerah ke Lempake ( kelurahan Loktuan ) & Kanibungan( Kelurahan Guntung ) ini asal usul nenk Moyang Nenek Moyang Radja Bontang Dengan ditandai adanya kuburan di daerah Lempake ( Kelurahan Loktuan ) th 1782 dan kuburan daerah kanibungan ( Kelurahan guntung ) 1788 Mereka ini Ditugaskan oleh Kesultanan untuk menjaga garis pantai daerah kekuasaan Kerajaan Kutai dipesisir Pantai Timur kerena kerajaan waktu itu (1778-1780) pernah dirampok lanun/bajak laut solok Melalui Pesisir Pantai Tersebut. 
Tahap kedua 
Pada masa pemerintahan Sultan ke 16 AM.Salehoddin(1782-1850) Orang Ingris Bernama James Erskine Murray ( Tuan besar raja Maris ) mau membuat atau mendirikan kantor di tenggarong tidak diperbolehkan Oleh Sultan Kutai,karena tidak diperbolehkan Mendirikan Kantor maka Tuan besar maris tersebut marah dan menembak Gerbang keraton kutai dan Kemudian dibalas oleh Awang Long Pangeran Senopati Kesultanan Kutai Karena tembakan balasan tersebut rupanya mengenai J Erskine Muray sehingga tewas / mati Maka Mendengar Hal berita itu maka Gubernumen Belanda memerintahkan Armada Lautnya yang dikirim dari makassar untuk menyerang kerajaan kutai ,Setelah berperang beberapa lamanya Karena Persenjataan yang kalah jauh dan Moreren kala itu maka kesultanan kutai kalah dalam berperang Dan juga karena pada waktu itu anak sultan kutai ditangkap oleh belanda maka oleh sebab itu Dengan terpaksa Kesultanan kutai berdamai Sehingga melahirkan perundingan Tirakat tepian pandan pada tgl 11 oktober 1844.Sehingga pada masa itu Kerabat kesultanan yang tidak mau berdamai dengan Belanda Melarikan Diri dari kampong panji ( Tenggarong )menyingkir Menuju ke Bontang daripada ditangkap dan dibunuh oleh Belanda 
Tahap Ketiga 
Masa pemerintahan Sultan AM.Suleman I (1850-1899) Mempunyai saudara Adji Gau yang bergelar gelar Pangeran Kartanegara 2 atau Pengeran Ratu 2 Telah berdiam dibontang yang mendapat hak pungut hasil dari adiknya AM.Suleman I adalah kakek dari Sultan Kutai yang sekarang 1998-2011 Dengan Memungut Hasil Pajak mulai sungai santan sampai bengalon, Mereka bermukim dan tinggal di Paku Aji Oleh sebab itu arti dari Paku Aji = Orang kuat kerabat Sultan Namun sampai hari ini Lembaga adat kutai Bontang belum tahu pasti Dimana lokasi Kuburannya Tetapi Sekarang Daerah Tersebut dekat Mesjid Al-Aqobah / Plant site tidak jaug dari Monumen Pengabdian PT.PUPUK KALTIM ( kalau sejarah Aji Pao tidak ada di Dalam Salsilah keturunan raja-raja Kutai Di Dalam Kitab Saway ) Sumber: Ketua Lembaga Adat Kutai Bontang Penulis Buku Asal muasal Nama Bontang serketaris lembaga Adat Kutai Bontang 

Berdasarkan sejarah di atas maka beberapa kota yang sudah di mekarkan tetap melestarikan ritual ERAU dengan beberpa hal yang menjadi perbedaan ,Seperti Ritual Mendirikan an Merebahkan Tiang Ayu hanya berlaku hanya di kesultanan Kutai Kartanegara yang di laksanakan di Musium Mulawarman Tenggarong.
menurut beberapa Infomasi yang kami peroleh bahwa warga yang mendiami Kelurahan Guntung - mayoritas dari kelurahan Sukarame Tenggarong,

kurang lebihnya mohon maaf atas sumber informasi yang kami peroleh ,semoga menjadi pelajaran kita semua untuk terus belajar dan memahami sejarah di zaman yang semkin pada arus lalu lintas modernisasi sehingga banyak generasi melupakan sejarah lokal.

Bapak Suparno
Daftar pustaka :Diskominfo kukar 
Asal muasal Nama Bontang serketaris lembaga Adat Kutai Bontang
Dokumentasi : Tim JB


0 komentar: