Sabtu, 09 Januari 2016

10 hari di Pulau Maratua - Kabupeten Berau

Edisi kali ini adalah melanjutkan kisah rekan - rekan Jejak Budaya yang melakukan perjalanan ke pulau Maratua - Kabupaten Berau - Kalimantan Timur ,yang sudah di posting pada edisi sebelumnya
http://jejakbudayaborneo.blogspot.co.id/2015/10/pulau-maratua.html

Salam Budaya .

Kali ini tim beserta crew JB memilih menginap di salah satu rumah warga yang masih tante dari salah satu rekan kami sebut saja ‘’nggo’ opong’’ sapaan akrabnya ,sebutan nggo’ bagi warga maratua yang berarti ibu atau tante merupakan bagian kecil adat bahasa suku bajau yang ada di maratua .

Setibanya kami di kediamannya yang tak jauh dari dermaga kami langsung melepaskan perangkat perang kami weheheh udh kaya angkatan laut aja ,, hemmm kami meletakkan barang barang kami di salah satu ruangan dan kami istirahat sejenak sambil memikirkan kegiatan apa yang dapat dilakukan esok hari. Sembari istirahat aku menengok ke dapur untuk melihat kali aja lagi masak hehehe maklum pasukan kelaparan karna perjalanan yang melelahkan dan Nampak di teras belakang aku melihat ada kepulan asap dan waoow aku terkejut ternyata nggo’ oppong memasak dengan menggunakan dapur kayu atau “lapohan” bahasa maratuanya ,dalam benakku “hari gini masih menggunakan kayu ?’’ dan sedikit bertanya Tanya dalam hati bagaimana mereka menyesuaikan api agar masakan tidak gosong ? namun hal itu berlalu begitu saja dalam pikiranku karna tidak sabar ingin melihat apa dan bagaimana masakannya hehehe dan ternyata nggo’ opong sedang memasak masakan laut khas maratua yaitu kepiting masak merah, ikan bakar dan beberapa sayur labu. 

Hari pertama telah berlalu dan kami menyambut hari yang baru wehhhehehe super sekali setelah sehari di maratua kami merasakan pulusi udara yang bersih dan jauh dari hiruk pikuk suasana kota , dengan rencana yang sudah disusun sebelumnya kami menuju kamar mandi satu persatu dan mempersiapkan diri untuk nyebrang ke kampung bohe silian untuk menyaksikan acara pernikahan orang sana, kapalpun telah siap menjemput beberapa tamu undangan di dermaga jadi kami langsung ikut kapal penumpang dan langsung menuju ke sebrang pagi itu ,perahu yang berukuran besar telah di isi oleh bapak bapak ibu ibu dan tamu undangan lainnya serta cengkrama mreka di atas kapal membuat suasana terasa damai.
30 menit perjalanan di atas air kami lalui dan sempat turun hujan yang membuat penumpang masuk ke bawah bagian lambung kapal untuk berteduh ,sungguh sangat berkesan kala itu ,,,, dan akhirnya kapalpun bersandar di dermaga bohe silian dan sebelum beranjak kami ikut bahu membahu untuk menarik undangan karna kapal dan dermaga yang sedikit berjarak karna kapal lain juga bersandar di situ,,,iya disitu heheheh …
Tiba di TKP (tempat kejadian pernikahan) hehehehe kamipun di sambut dan langsung disuruh ambil piring hahahaha tau aja kalo belum sempat sarapan ,tanpa malu malu kamipun langsung mengambil makan yang telah disajikan dan langsung mencari tempat nyaman sambil mendengarkan musik electone yang telah menghibur sejak awal


 Setelah selesai makan kami langsung mendokumentasikan prosesi pernikahan yang sedang berlangsung , sontak saja ramly langsung mulai menghidupkan kamera profesionalnya dan jemari jemarinya sangat terampil memainkan tombol tombol bertehnologi tinggi yang memiliki fitur fitur canggih serta zat zat atom yang terdapat dalam kromosom apalah wwkwkwkwkwkwk  

’bagpalengan” tradisi maratua mengantar mempelai pria ke rumah mempelai wanita dengan diiringi tabur rebana serta salawat dan 
kemudian menjemput mempelai wanita yang telah siap menunggu dijemput untuk menuju ke pelaminan.

Beberapa jam telah berlalu dan kami telah puas menyaksikan acara pernikahan tersebut kami mengambil keputusan untuk pergi ke “goa sembat” yang lokasinya tidak jauh dari desa bohe silian namun sebelum berangkat ke sana aku dan ramly menyempatkan mendokumentasikan bangkai kapal pinisi tua yang konon sarat dengan kisah mistisnya ,sejarahnya kapalm itu adalah kapal orang Sulawesi yang terdampar di karang karna rusak menabrak karang sehingga kapal itu di Tarik ke tepi sekitar dermaga bohe silian dan di biarkan tak terurus selama bertahun tahun sampai muncul kisah mistisnya ,entah karna sudh tidak bertuan atau karna apa sehingga tidak terurus…













Setelah menyempatkan mengambil gambar di kapal pinisi tersebut kami langsung bergegas ke goa sembat yang kami sama sekali belum pernah mendengarnya seperti apa goanya dan pada akhirnya kami sampai di pintu masuk tracking menuju goa sembat 



Goa Sembat 

























Setelah semua sudh selesai mandi kami bergegas ke dermaga karna akan ada kapal yang menyebrang ke desa teluk alulu yaitu base camp kami selama berada di maratua, malampun tiba bersama ada beberapa teman yang datang jauh jauh dari samarinda sekitar 4 orang yang ikut bergabung dengan kami keesokan harinya ke pantai “lumantang” meskipun mereka punya tujuan atau misi lain yang sudah mereka rencanakan sebelumnya yaitu berlibur dan membuat video trip maratua untuk dokumentasi mereka

Pagipun tiba bersama beberapa gelas kopi dan teh hangat langsung di sruput ,aaahh nikmat meskipun belum gosok gigi heheheh, tak seberapa lama kami langsung sarapan dan packing peralatan untuk bersiap siap tracking menuju pantai lumantang yang letaknya di belakang kampung teluk alulu yah jaraknya kira kira sekitar 3 kilo lebih,medan yang di tempuh cukup sulit karna hutan yang kami lalui merupakan hutan bercampur batu batu karang tajam dan tebing tebing cukup curam, jika tidak dengan kehati hatian maka resikonya besar sekali,  

Nah ini masakan masih terbilang enak karna masaknya masih bisa menggunakan nesting dan mie, tapi ada cerita unik tentang kelapa tersebut, waktu sebelum senja kami mengumpukan kayu dan melihat ada satu pohon kelapa yang tidak tinggi disbanding pohon kelapa yang lainnya, lansung saja pada saat itu stenly pergi memanjatnya ,niatnya sih semua buahnya mau di ambil namun hanya dua buah yang bisa stenly ambil karna pas sudah sampai pucuk pohon sontak saja wajah stenly pucat dan memerah karna kaget bertemu penunggu pohon kelapa tersebut yaitu ular hijau ,,,stenly terkejut dan spontan mengeluarkan kata kata kotor dan seolah menyumpah sampai sampai dia langsung turun secepatnya tanpa harus tau bagaimana caranya turun yang benar hhahahaha dadanyapun memerah karna selain dia tidak memakai baju dgesekan batang pohon kelapa yang membuat sebagian tubuhnya lecet .

Maha Agung Tuhan ku yang menciptakan semua hanya demi kebaikan 

Bersambung lagi :
Penulis : Ahmad Idink
editor dan Publis : Cikal 








Terimalah salam kami dari Timur Borneo 




0 komentar: