Edisi kali ini adalah melanjutkan kisah rekan - rekan Jejak Budaya yang melakukan perjalanan ke pulau Maratua - Kabupaten Berau - Kalimantan Timur ,yang sudah di posting pada edisi sebelumnya
http://jejakbudayaborneo.blogspot.co.id/2015/10/pulau-maratua.html
Salam Budaya .
Kali ini tim beserta crew JB memilih menginap di salah satu rumah warga yang masih tante dari salah satu rekan kami sebut saja ‘’nggo’ opong’’ sapaan akrabnya ,sebutan nggo’ bagi warga maratua yang berarti ibu atau tante merupakan bagian kecil adat bahasa suku bajau yang ada di maratua .
http://jejakbudayaborneo.blogspot.co.id/2015/10/pulau-maratua.html
Salam Budaya .
Kali ini tim beserta crew JB memilih menginap di salah satu rumah warga yang masih tante dari salah satu rekan kami sebut saja ‘’nggo’ opong’’ sapaan akrabnya ,sebutan nggo’ bagi warga maratua yang berarti ibu atau tante merupakan bagian kecil adat bahasa suku bajau yang ada di maratua .
Setibanya kami di kediamannya yang tak jauh dari dermaga
kami langsung melepaskan perangkat perang kami weheheh udh kaya angkatan laut aja
,, hemmm kami meletakkan barang barang kami di salah satu ruangan dan kami
istirahat sejenak sambil memikirkan kegiatan apa yang dapat dilakukan esok
hari. Sembari istirahat aku menengok ke dapur untuk melihat kali aja lagi masak
hehehe maklum pasukan kelaparan karna perjalanan yang melelahkan dan Nampak di
teras belakang aku melihat ada kepulan asap dan waoow aku terkejut ternyata
nggo’ oppong memasak dengan menggunakan dapur kayu atau “lapohan” bahasa
maratuanya ,dalam benakku “hari gini masih menggunakan kayu ?’’ dan sedikit
bertanya Tanya dalam hati bagaimana mereka menyesuaikan api agar masakan tidak
gosong ? namun hal itu berlalu begitu saja dalam pikiranku karna tidak sabar
ingin melihat apa dan bagaimana masakannya hehehe dan ternyata nggo’ opong
sedang memasak masakan laut khas maratua yaitu kepiting masak merah, ikan bakar
dan beberapa sayur labu.
Hari pertama telah berlalu dan kami menyambut hari yang baru
wehhhehehe super sekali setelah sehari di maratua kami merasakan pulusi udara
yang bersih dan jauh dari hiruk pikuk suasana kota , dengan rencana yang sudah
disusun sebelumnya kami menuju kamar mandi satu persatu dan mempersiapkan diri
untuk nyebrang ke kampung bohe silian untuk menyaksikan acara pernikahan orang
sana, kapalpun telah siap menjemput beberapa tamu undangan di dermaga jadi kami
langsung ikut kapal penumpang dan langsung menuju ke sebrang pagi itu ,perahu
yang berukuran besar telah di isi oleh bapak bapak ibu ibu dan tamu undangan
lainnya serta cengkrama mreka di atas kapal membuat suasana terasa damai.
30 menit perjalanan di atas air kami lalui dan sempat turun
hujan yang membuat penumpang masuk ke bawah bagian lambung kapal untuk berteduh
,sungguh sangat berkesan kala itu ,,,, dan akhirnya kapalpun bersandar di
dermaga bohe silian dan sebelum beranjak kami ikut bahu membahu untuk menarik
undangan karna kapal dan dermaga yang sedikit berjarak karna kapal lain juga
bersandar di situ,,,iya disitu heheheh …
Tiba di TKP (tempat kejadian pernikahan) hehehehe kamipun di
sambut dan langsung disuruh ambil piring hahahaha tau aja kalo belum sempat
sarapan ,tanpa malu malu kamipun langsung mengambil makan yang telah disajikan
dan langsung mencari tempat nyaman sambil mendengarkan musik electone yang telah
menghibur sejak awal
Setelah selesai makan kami langsung mendokumentasikan
prosesi pernikahan yang sedang berlangsung , sontak saja ramly langsung mulai
menghidupkan kamera profesionalnya dan jemari jemarinya sangat terampil
memainkan tombol tombol bertehnologi tinggi yang memiliki fitur fitur canggih
serta zat zat atom yang terdapat dalam kromosom apalah wwkwkwkwkwkwk
‘’bagpalengan” tradisi maratua mengantar mempelai pria ke
rumah mempelai wanita dengan diiringi tabur rebana serta salawat dan
kemudian
menjemput mempelai wanita yang telah siap menunggu dijemput untuk menuju ke
pelaminan.
Beberapa jam telah berlalu dan kami telah puas menyaksikan
acara pernikahan tersebut kami mengambil keputusan untuk pergi ke “goa sembat”
yang lokasinya tidak jauh dari desa bohe silian namun sebelum berangkat ke sana
aku dan ramly menyempatkan mendokumentasikan bangkai kapal pinisi tua yang
konon sarat dengan kisah mistisnya ,sejarahnya kapalm itu adalah kapal orang
Sulawesi yang terdampar di karang karna rusak menabrak karang sehingga kapal
itu di Tarik ke tepi sekitar dermaga bohe silian dan di biarkan tak terurus
selama bertahun tahun sampai muncul kisah mistisnya ,entah karna sudh tidak
bertuan atau karna apa sehingga tidak terurus…
Setelah menyempatkan mengambil gambar di kapal pinisi
tersebut kami langsung bergegas ke goa sembat yang kami sama sekali belum
pernah mendengarnya seperti apa goanya dan pada akhirnya kami sampai di pintu
masuk tracking menuju goa sembat
Goa Sembat |
Setelah semua sudh selesai mandi kami bergegas ke dermaga
karna akan ada kapal yang menyebrang ke desa teluk alulu yaitu base camp kami
selama berada di maratua, malampun tiba bersama ada beberapa teman yang datang
jauh jauh dari samarinda sekitar 4 orang yang ikut bergabung dengan kami
keesokan harinya ke pantai “lumantang” meskipun mereka punya tujuan atau misi
lain yang sudah mereka rencanakan sebelumnya yaitu berlibur dan membuat video
trip maratua untuk dokumentasi mereka
Pagipun tiba bersama beberapa gelas kopi dan teh hangat
langsung di sruput ,aaahh nikmat meskipun belum gosok gigi heheheh, tak
seberapa lama kami langsung sarapan dan packing peralatan untuk bersiap siap
tracking menuju pantai lumantang yang letaknya di belakang kampung teluk alulu
yah jaraknya kira kira sekitar 3 kilo lebih,medan yang di tempuh cukup sulit
karna hutan yang kami lalui merupakan hutan bercampur batu batu karang tajam
dan tebing tebing cukup curam, jika tidak dengan kehati hatian maka resikonya
besar sekali,
Nah ini masakan masih terbilang enak karna masaknya masih
bisa menggunakan nesting dan mie, tapi ada cerita unik tentang kelapa tersebut,
waktu sebelum senja kami mengumpukan kayu dan melihat ada satu pohon kelapa
yang tidak tinggi disbanding pohon kelapa yang lainnya, lansung saja pada saat
itu stenly pergi memanjatnya ,niatnya sih semua buahnya mau di ambil namun
hanya dua buah yang bisa stenly ambil karna pas sudah sampai pucuk pohon sontak
saja wajah stenly pucat dan memerah karna kaget bertemu penunggu pohon kelapa
tersebut yaitu ular hijau ,,,stenly terkejut dan spontan mengeluarkan kata kata
kotor dan seolah menyumpah sampai sampai dia langsung turun secepatnya tanpa
harus tau bagaimana caranya turun yang benar hhahahaha dadanyapun memerah karna
selain dia tidak memakai baju dgesekan batang pohon kelapa yang membuat
sebagian tubuhnya lecet .
Maha Agung Tuhan ku yang menciptakan semua hanya demi kebaikan
Bersambung lagi :
Penulis : Ahmad Idink
editor dan Publis : Cikal
editor dan Publis : Cikal
Terimalah salam kami dari Timur Borneo
0 komentar:
Posting Komentar