Kamis, 08 Oktober 2015

Penyingahan Kutai barat - Ngelemba


Asal muasal Kecamatan Penyinggahan tidak jauh berbeda dengan daerah lain yakni hanya terdiri dari beberapa rumah Penduduk terdiri atas beberapa kepala keluarga yang pada masa itu hanya ada satu jalan setapak yang menghubungkan antara rumah ke-rumah penduduk, kelompok rumah pertama kali yang ada saat itu berada di ujung,tenggahan serta hulu sungai yang saat ini hulu sungai menjadi kampung Penyinggahan Ulu, tengah sungai menjadi Penyinggahan Ilir, hilir sungai menjadi kampung Tanjung Haur. Wilayah Kecamatan Penyiggahan sangat strategis sebab tidak jauh dari Kecamatan Penyinggahan ini ada sebuah danau yakni Danau Jempang yang luas serta banyak menyimpan berbagai komunitas ikan-ikan tawar. Seiring dengan adanya perubahan tatanan sosial serta ekonomi masyarakat maka masyarakat yang terdiri beberapa rumah dulunya berkembang hingga menjadi kampung yang pada saat itu berwilayah admisitratif di Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai.

Ada yang menarik untuk diketahuiuntuk generasi penerus Penyinggahan sekarang yakni tentang asal muasal Penyinggaha dijadikan nama kampung bahkan sekarang sudah menjadi Kecamatan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada umumnya dahulu masyarakat Kutai yang bertempat tinggal di pesisir sungai mahakam menggunakan perahu dayung (gubang) sebagai alat tranfortasi nelayan, berniaga serta dipertengahan antara Kecamatan Muara pahu yang masa itu ada sebuah kerajaan Baroh (hikayat Raden Baroh) dengan kecamatan Kota Bangun yang pada masa itu ada sebuah kerajaan yakni kerajaan Sri Bangun. Antara dua kerajaan ini sering melakukan hubungan kerajaan, sehingga selalu melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu dayung (gubang) baik itu pegawai kerajaan maupun rakyat biasa, apabila setiap kali melakukan perjalanan antara kerajaan Baroh ke kerajaan Sri Bangun atausebaliknya hingga mereka singgaha untuk bermalam karena memang kondisinya tidak memugkin-kan untuk melanjutkan perjalana lagi sebab sudah men-jelang malam hari, dan besok harinya menjelang subuh baru dilanjutkan lagi perjalanannya mereka ketempat yang ingin dituju. Karena hal ini bukan hanya terjadi satu dua kali (hanya kebetulan) dialami oleh mereka dan lagi kebetulan belum adanya nama kampung tersebut maka dinamailah kampung ini dengan nama Penyinggahan yang filosopi-nya (maknanya) yakni SINGGAHAN untuk bermalam sejenak.

Dengan semakin pesatnya perkembangan pembangunan rumah-rumah penduduk serta tatanan masyarakat baik dibidang ekonomi, sosial, budaya serta keamanan kampung Penyinggahan sehingga ada suatu keinginan yang sangat besar oleh masyarakat kampung untuk menjadikan Penyinggahan sebagai Kecamatan sendiri tidak lagi berwilayah administratif dengan Kecamatan Muara Muntai. Sesuai dengan keinginan logis masyarakat tertsebut bahwa antara Kecamatan Penyinggahan dengan Kecamatan Muara Muntai sangatlah jauh apalagi pada masa itu tidak adanya sarana dan prasarana yang cepat untuk melakukan koordinasi serta pelayanan kepemerintahan seperti sekarang ini, maka disampaikan usulan tersebut secara resmi oleh toko-tokoh masyarakat kepada pemeritah Kabupaten Kutai pada tahun 1965.

Berdasarkan pada keinginan Masyarakat Penyinggahan, serta untuk melancarakan jalannya pemerintahan atau pelayanan dan usaha peningkatan taraf hidup masyarakat secara umum, pada tanggal 15 Mei 1965 dengan Nomor: 671 / 2 perihal pengusulan pemecahan kecamatan Muara Muntai menjai 2 (dua) wilayah administratif kecamatan. Dalam hal ini, kecamatan Muara Muntai dan kecamatan Penyinggahan, dengan pembagian daerah antara lain:

Kecamatan Muara Muntai :
No NAMA DESA                                 JUMLAH PENDUDUK (JIWA)
1 Muara Muntai Ilir                                    839 jiwa
2 Muara Muntai Ulu                               2.170 jiwa
3 Kayu Batu                                          1.223 jiwa
4 Rebak Rinding                                    1.324 jiwa
5 Muara Aloh                                        1.090 jiwa
6 Perian                                                 1.029 jiwa
7 Jantur                                                  2.119 jiwa
8 Batuq                                                     981 jiwa
JUMLAH                                            10.775 JIWA

Kecamatan Penyinggahan:
No NAMA DESA                                 JUMLAH PENDUDUK (JIWA)
1 Penyinggahan                                      2.134 jiwa
2 Minta                                                 1.343 jiwa
3 Tanjung Haur                                         665 jiwa
4 Loa Deras                                             587 jiwa
5 Muhuran                                               259 jiwa
JUMLAH                                             5.006 JIWA

Akhirnya atas usulan masyarakat kepada Bupati Kutai Barat Kabupaten Kutai tersebut, maka pada tanggal 30 Mei 1965 di setujuilah pemekaran Kecamatan Muara Muntai menjadi 2 (dua) yakni kecamatan Muara Muntai itu sendiri dan Kecamatan Penyinggahan oleh Gubernur yang ditandatangani oleh sekretaris Gubernur Kalimantan Timur Bapak E. Abdoessamad.







pada jam 11.00 wita tanggal 27 september 2015 rombongan ngelemba bermitan kepada keluarga hangga sapto hadi yang telah memberi makan istimewa dan smabutan kekelurgaan yang sangat luar biasa,
perjalanan ini memberikan makna pad masing masing peserta ngelemba akan parameter nilai Budaya yang terus di pegang teguh oleh warga pedalaman.
admin tak pandai merangkai kata namun semua tersimpan rapi dalam ingatan sepanjang perjalanan dalam penelurusan jejak di hulu pedalaman.banyak PR yang masih harus kita tuntaskan 
agar kita mampu berdiri kokoh dengan jati diri sebagai bangsa dengan kekayaan aneka ragam alam dan budaya.akhir kata sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada keluarga Hangga sapto hadi ,masyarkat penyinggahan ,muara muntai .semoga kita akan bersua kembali dalam nikmatnya kerinduan

perjalanan berikutnya kami lanjutkan menuju desa Jantur dengan kembali melintasi danau jempang yang kering,yang mana biasanya akses ini di gunakan dengan kentiting kalau ini kami mnempuh dengan sepeda motor karena gak ada irnya hehehehe///
sampai Jumpa edisi di desa Jantur kecamatan Muara Muntai kabupaten Kutai Kartanegara
masih dalam Ngelemba
Penulis : @cikal.abhinaya
sumber :arliyanto 
Photo  : cikal & Ramly 

baca juga :
http://jejakbudayaborneo.blogspot.co.id/2015/10/kemah-di-danau-jempang-kenohan-ngelemba.html

ejakbudayaborneo.blogspot.co.id/2015/10/ngelemba-ke-danau-jempang-kenohan.html

0 komentar: