Pada awalnya Jejak Budaya adalah sebuah kegiatan yang di selenggarakan Oleh Teruna Dara ( TERA ) Kukar dan Badan Pengurus Kabupten ( BPK ) Oi Kutai Kartanegara dengan Dukungan dari Kukar Kreatif,Trial Distro,Lenskraf
( lensa Kreatif ),Bikin Pilem,LDC dan Createez . dengan Tema " Jejak Budaya di Desa budaya Lekaq Kidau " yang di laksanakan pada Tanggal 28 Februari s/d 1 Maret 2015 bertempat di Desa Budaya Lekaq Kidau Kecamatan Sebulu - kabupaten Kutai kartanegara.
Tujuan di adakan Kegaitan Jejak Budaya di desa Lekaq kidau adalah ;untuk mengenal.mempelajari kebudayaan suku dayak kenyah yang ada di Desa budaya lekaq kidau ,yang pada akhirnya akan muncul rasa kepeduliaan di kalangan genarasi muda untuk ambil bagian dalam pelestarian budaya lokal sebagai jati diri bangsa ,serta memberikan dukungan motivasi kepada warga lekaq kidau untuk terus mempertahankan kebudayaan di tengah derasnya arus modernisasi agar predikat sebagai Desa Budaya benar - benar dapat di pertahankan hingga berkembang untuk lebih bisa mendatangkan wisatawan Lokal,nasional hingga Internasional
Adapun kegiatan jejak Budaya di desa budaya lekaq kidau sebagai berikut :
Diskusi Budaya
Jumlah Peserta yang mengikuti jejak budaya di desa budaya lekaq kidau berjumlah 100 orang yang terdiri dari berbagai komunitas ,organiasai pecinta alam,dholpin,mahasiswa ,pelajar yang berasal dari berbagai kabupaten/kota yang ada di Kaltim bahkan ada beberapa peserta yang dari luar pulau kalimantan seperti Surabaya,Lumajang bahkan banda Aceh.pada awalnya seluruh peserta maupun panitia akan mendirikan tenda di lapangan yang berada di tenggah desa,di karenakan banjir pada waktu itu akhirnya seluruh peserta dan panitia menginap di LAMIN
2 Orang penggagas Jejak Budaya |
Terlepas dari itu semua ide jejak budaya berangkat dari seorang Dhipa yang merupakan sekretaris dari Teruna dara ( duta wisata ) Kukar dan Cikal sebagai ketua badan pengurus Oi Kutai Kartanegara.yang mana Dhipa mempunyai gagasan untuk mempererat tali silahturohmi anntar organisasi kepemudaan yang ada di Tenggarong khsususny dengan konsep memperkenalkan objek wisata yang ada di kota Tenggarong,dengan melakukan tracking dari musium -hingga bukit biru dengan Clue yang memperkenalan objek wisata maupun sejarah,yang kemudian di share kepada cikal,yang kemudian cikal juga punya gagasan tersendiri yaitu ingin mengangkat sebuah desa budaya yang mana sudah hampir tak terdengar ketika tidak ada event dari pemerintah dengan mengdakan diskusi budaya juga kemping.
Akhinya mereka berdua sepakat untuk menggabungkan ide - idenya,yang mana pada awalnya cikal membuat proposal dengan nama napak tilas budaya -dan di gantinya menjadi " Jejak Budaya" di tujukan kepada kepala desa Lung Anai .pada tanggal 5 Januari mereka berdua berangkat survei ke desa lung Anai dengan beberapa kali tanya pada penduduk sekitar.( sama - sama tidak tahu )
Gerbang desa budaya Lung Anai |
Setelah tiba di desa budaya Lung Anai ada beberapa hal yang tidak cocok dengan mereka,kondisi desa yang beranjak ke modernisasi juga kurangnya aktivitas peduduk yang mencerminkan kebudayaan suku dayak Kenyah,walaupun ada beberap bangunan yang khas suku dayak,namun kondisi alam untuk kegiatan games dan tracking kurang mendukung.akhirya rencana ini kemudian di sampaikan kepada pengurus maupun anggota Teruna dara dan Oi Kukar untuk selanjutnya menentukann tempat, waktu itu ada dua alternatif yaitu desa Pondok Labu ( dayak benuaq ) dan desa lekaq Kidau ( dayak Kenyah ).kegiatan ini juga di sampaikan oleh cikal kepada bapak Erwan Riyadi sebagai Owner Kukar kreatif sekaligus pembina ke 2 organisasi tersesbut. berdasarkan masukan dan kesepakatan dari berbagai pihak ,kemudian Dhipa dan cikal dengan di temani cakui dan Novi pada tanggal 8 januari melakukan survai ke desa Lekaq Kidau ,lagi -lagi mereka semua belum pernah sama sekali ke desa tersebut.namun tekadlah yang membawa mereka ke desa budaya Lekaq Kidau - Kecamatan Sebulu.
setelah sampai desa mereka melakukan survei mulai dari tempat kemping,tracking,fun games,hingga tempat mandi.akhirya mereka sepakat untuk mengadakan kegiatan Jejak Budaya -1 di desa budaya lekaq kidau.dan siap untuk menentukan kepanitiaan dan melakukan survei selanjutnya untuk melakukan pembicaraan baik kepala suku maupun kepal desa.
Untuk Pembuatan logo gagasan muncul dari cikal yang kemudian di desain oleh Beni dengan beberpa kali ganti.
adapun makna Logo itu adalah,
1.gambar Orang dayak berjalan : Sebagai perlambang bahwa suku dayak dulu adalah pengembara yang mencari tempat -tempat yang subur yang sangat memahami alam di kalimantan
2.warna :hijau sebagai lambang semangat akan harapan baru tumbuhnya tunas -tunas muda yang mau belajar,memahami dan ikut melestarikan budaya bangsa dengan menjunjung tinggi kearifan lokal sebagai jati diri
3.warna orenge :sebai lambang kegembiraan atau keceriaan dengan harapan semua yang ikut dalam kegiatan mempelajari jejak dengan seuasana gembira dengan menjunjung tinggi nilai - nilai kebersamaan dan kekeluragaan.
4.garis putih : semoga apa yang di lakukan rekan - rekan semua berngkat dari hati yang suci sebagai bentuk pengabdian
pertama survei ke desa Lekaq Kidau |
Hingga pada akhirnya Jejak Budaya bertransformasi dari sebuah event menjadi sebuah kelurga yang ada di beberpa Kota /kabupaten di kalimantan timur,hingga terlaksananya jejak budaya ke -2 dengan mengambil tema " Exploring Erau "
selain itu kegiatan juga sering di adakan untuk mengenal alam dan budaya lebih dekat seperti melakukan kegiatan sebagai berikut :
- Kodar Jb saling,bicara,tukar cerita dan berbagi rasa : danau may hart - Sindang - Muara jawa
- kemah ceria : lokasi Pantai muara jawa,Goa Angin ( Taman Nasional Kutai ).pantai Beras basah ( Bontang )
- Memungut Harapan : sebuah kegiatan memungut sampah dan penanaman bibit pohon di puncak bukit biru - desa Sumbersari kec,Loa Kulu
- Mengenal Jati Diri : kemah di 3 air terjun di kecamatan kota bangun desa kedang Ipil
- Kemah Bebaya :Pantai tanjung harapan Samboja
- Kemah Ramdhan : di kota Bontang ( mangrove park salleba )
- Kemah di Air terjun Berambai ( samarinda ) dll
Dalam setiap kegiatan kemah selalu di adakan kerja bakti pungut sampah dan diskusi budaya.
setidaknya kegiatan keluarga jejak budaya sebagai ajang silahturohmi dan lebih memahami alam dan menjaganya karena pada dasarnya Budaya Itu bersfiat Dinamis artinya terus adanya perubahan ,namun dalam Budaya terkandung Nilai yang tak dapat photo dan menjadi pondasi ,Yaitu paramater Nilai yang " etika ,sopan santun,tata krama ,saling menghormati,Moral ,estetika " yaang merupakan warisan dari para leluhur bangsa yang tercemin dari agama ,tradisi adat istiadat .dan Itulah jati diri kita sebagai anak bangsa
Demikin yang dapat penulis sampaikan ,terima kasih kepada Dhipa dan cikal terutama yang telah mengawali adanya jejak budaya di kalimantan timur ,serta seluruh saudara - saudara Jb semua yang hingga detik ini masih terus berada dalam lingkaran.
Perjalanan kita masih panjang di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang mana kebenaran terkadang menjadi suram - di sebabkan mulai Hilangnya parameter Nilai budaya.
kurang lebihnya minta maaf yang sebesar -besarya.
wassalam
penulis Jb
Tenggarong 1 september 2015
0 komentar:
Posting Komentar