Rabu, 09 Maret 2016

Aksi Sapta Pesona Kutai Barat

Aksi Sapta Pesona Kutai Barat

16 12 2015. Perjalanan dimulai dari jalan kartini semua tim berkumpul di markas kukar kreatif tepat jam 10.05 pagi kami bersama rombongan pariwisata dinas propinsi berangkat menuju kabupaten kutai barat. Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan kami pun singgah untuk makan siang di simpang 3 tanjung isuy Kubar, sembari selesai makan kami menyempatkan berkunjung ke salah satu lamin di daerah Desa mancong, kecamatan Jempang yang mana terkenal dengan nama rumah lamin mancong. Di sini kami menyempatkan melihat prosesi adat kematian atau biasa orang lokal menyebutnya acara Kuangkay yang prosesinya dilakukan di Lamin tersebut.

Lamin Mancong, sebuah objek wisata yang tentunya sayang untuk Anda lewatkan jika berkunjung ke Kalimantan Timur. Rumah Lamin Mancong ini merupakan sebuah rumah panjang terbuat dari kayu khas suku Dayak Benuaq. Traveler bisa bertandang ke rumah ini di Kampung Mancong, Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat, Kaltim. Menyisakan waktu beberapa menit kami pun melanjutkan perjalanan ke kota kabupaten Kutai Barat. Dan jam.04.35 kami pun sampai di kantor dinas pariwisata Kubar disini kami bertemu dengan kepala dinas Pariwisata sekaligus menyampaikan maksud tujuan kedatangan ke kutai barat yang di sampaikan oleh pak Antony selaku kepala rombongan aksi sapta pesona.


17 12 2015. Hari Pertama di kutai barat Penyuluhan Pengembangan Sadar Wisata Dan Potensi Destinasi Pariwisata tentang aksi Sapta Pesona yang digelar diaula hotel Monita lt.2 di Kecamatan Melak, Kabupaten Kubar. Penyuluhan ini dimulai dari jam.09.00 pagi sampai jam.03.00 yang harus kita ketahui bahwa Narasumber yang terdiri dari beberapa Komunitas yakni Exotic Kaltim, Mahakam Explore, Pemuda Pelopor dan dari Jejak Budaya sendiri. Setelah aksi penyuluhan selesai kami pun beserta peserta penyuluhan mengunjungi salah satu tempat yang ada di daerah kabupaten Kutai Barat dan melakukan aksi bersih-bersih sampah serta pemasangan plang sapta pesona serta tong sampah. Kami beserta rombongan peserta penyuluhan langsung menunju ke kampung Linggang Melapeh Kecamatan Linggang Bigung yang dimana di sini terdapat salah satu objek wisata yang terkenal yakni Danau Aco dan tak hanya wisata Danau Aco aja yang kita bisa nikmati disini juga terdapat 2 aer terjun atau yang biasa orang lokal sebut dengan jantur. Panorama alam yang masih Asri dapat kita temui disini. Dan uniknya lagi Tanah dipinggiran Danau Aco masih punya kepemilikan masyarakat sekitar bukan kepemilikan pemerintah setempat atau Dinas terkait, dengan begitu kita bisa lihat jalannya Lembaga Swadaya masyarakat sekitar untuk melestarikan tempat objek wisata yang ada dengan harapan itu bisa memberikan titik positif dari Dinas Pariwisata sendiri maupun masyarakat sekitaran objek wisata yang ada. Dan ada satu penjelasan singkat yang disampaikan oleh ketua pokdarwis Linggang Melapeh tentang sejarahnya Danau Aco.
Danau Aco cerita asalnya disini terdapat sebuah kampung yang mana pada waktu itu ada acara pengobatan yang istilahnya Belian tetapi ada satu orang yang memukul gendang dengan menggunakan ekor monyet atau lutung kemudian terjadilah bencana petir guntur yang ganas, sehingga terjadilah seperti letusan gunung berapi dan jadilah sebuah danau yang sekarang dan dinamai Danau Aco, beberapa tahun ini setelah diteliti bahwa di sini tanahnya memang dari Vulkanik dan disini dianggap bukit merapi purba disini. jadi, begitu lah pernyataan Sejarah Danau Aco yang di sampaikan ketua Pokdarwis wilayah Linggang Melapeh Barong Tongkok Kutai Barat.
Untuk akses jalan bisa di lalui dengan roda dua dan roda empat, jarak tempuh 20 km atau sekitaran 15 menit perjalanan dari pusat kota pemerintahan Sendawar Kutai Barat, ke Objek Wisata Danau Aco, Desa Linggang Melapeh, Kecamatan Linggang Bigung.


18 12 2015. Hari Kedua di Kutai Barat Jam 09.00 itu kami bersiap untuk melakukan perjalanan selanjutnya ke salah satu tempat Observasi Anggrek Hitam yaitu di Kersik Luway atau Padang Pasir Sunyi yang berada di Desa Skolaq Darat, Kecamatan Skolaq Darat  Kubar. Ini merupakan salah satu tempat observasi sekaligus tempat wisata cagar alam yang ada Kutai Barat,  Sebelum berkunjung ke tempat Observasi kami singgah ke Kantor dinas Pariwisata Kubar untuk menjemput salah satu  staf pegawai Dinas Pariwisata Kubar,dia yang akan mendampingi kami untuk melakukan exploring tempat wisata yang ada di wilayah Kubar. Mempersingkat waktu karena hari ini juga kami harus melakukan perjalanan ke kota masing-masing dan kami pun langsung menuju tempat observasi anggrek dengan jarak tempuh 15 Km dari pusat kota Sendawar atau sekitar 30 menit perjalanan dari kantor pariwisata kami pun sampai di tempat objek wisata cagar alam Kersik luway. Tempat ini walau jauh dari tepian laut namun struktur tanah di tempat ini berupa hamparan pasir putih yang menyerupai seperti pantai dan kedalaman pasir bisa mencapai 3 meter dari permukaan atasnya. Keunikan lain yang dimiliki tempat ini yaitu tidak ada burung maupun satwa lain yang terbang di atas taman sehingga jarang terdengar suara-suara satwa seperti lazimnya di dalam hutan. Selama 1 jam mengelilingi tempat wisata Kersik Luway kami menemui beberapa anggrek hitam yang sedang berkembang serta kita bisa menemui beberapa jenis kantung semar dan di tengah perjalanan kami mendapati salah satu pohon yang terdapat sarang semut.

Untuk akses jalan ke Taman Kersik Luway dari Samarinda ada dua alternatif rute yang dapat dipilih. Rute pertama adalah lewat Samarinda - Melak yang ditempuh selama lebih kurang 10 - 12 jam dengan kapal Kayu - slow boat. Transportasi dari Melak ke Kersik Luway bisa menggunakan jasa carter mobil. Alternatif rute kedua adalah dari Samarinda - Kota Bangun lewat jalan darat sekitar 3 - 4 jam naik bis. Dilanjutkan dengan naik speedboat ke arah tujuan
Jam.02.30 kami pun siap-siap kembali ke Tenggarong.


 Penulis : Deby Rastafara 

0 komentar: